Mengungkapkan Pendapat dalam Bentuk Kritik dan Esai

Kamis, 19 September 2013
Memahami Prinsip-prinsip Penulisan Kritik dan Esai
  • Kritik Sastra adalah analisis terhadap suatu karya untuk mengamati atau menilai baik buruknya  suatu karya secara objektif.
  • Esai adalah karangan singkat yang membahas suatu masalah dari sudut pandang pribadi penulisnya.
     Perbedaan antara keduanya terletak dari tujuan, E. Widyamartaya mengutarakan bahwa esai sastra adalah esai yang bertujuan mengungkapkan pengalaman subjektif, artinya bertitik berat pada tujuan pengungkapan kandungan hati sendiri setelah membaca karya sastra, tanpa maksud eksplisit untuk membantu orang lain dalam menyikapi, menikmati, dan meningkatkan karya sastra itu sendiri.
   Sebaliknya, kritik sastra bertitik berat pada tujuan untuk membantu para penggemar atau pecinta sastra dalam memetik cita rasa dari buku yang akan dibacanya atau untuk membantu para sastrawan dan calon sastrawan dalam meningkatkan mutu karyanya.

Ciri - ciri Kritik Sastra
  1. Bersifat objektif.
  2. Bertujuan untuk membangun.
  3. Menjadi bahan acuan untuk meningkatkan kreativitas pencipta karya tersebut.

Ciri - ciri Esai
  1. Dikembangkan berdasarkan pandangan pribadi penulis esai.
  2. Membantu pembaca untuk memahami suatu karya atau masalah.

Prinsip penulisan kritik sastra :
  • Penulis harus secara terbuka mengemukakan dari sisi  mana ia menilai karya sastra tersebut
  • Penulis harus obyktif dalam menilai
  • Penulis harus menyertakan bukti dari teks yang dikritik

Prinsip penulisan esai :
  • Penulis memilih topik
  • Pengungkapan gagasan-pendapat penulis dikemas dalam formulasi ilmiah yang diperkuat dengan data-data
  • Logika penulis ditunjang oleh argumentasi dan dasar penalaran yang masuk akal.

Prinsip penulisan Kritik & Esai :
1. Tema
2. Mengumpulkan Referensi
3. Mengidentifikasi unsur yg mendukung dan kontra
4. Memilih Unsur - unsur yg dapat mendukung tema
5. Mengirimkan ke media massa cetak


Prinsip dalam menyusun kritik dan esai, di antaranya sebagai berikut.
  • Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas dan hasil ulasannya harus memberikan keterangan atau memperlihatkan sebab musabab yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang nyata. Jadi yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi bagaimana cara penulis memberikan ulasannya.
  • Pendekatan yang digunakan harus jelas, apakah persoalan didekati dengan pendekatan faktual atau imajinatif? Pendekatan faktual maksudnya mendekati pokok persoalan berdasarkan fakta dan datanya sebagaimana diserap pancaindra. Pendekatan imajinatif maksudnya mendekati pokok persoalan berdasarkan apa yang dibayangkan atau diangankan.
  • Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukung oleh fakta yang nyata dan objektif. Penulis tidak boleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya. Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.
  • Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.