SK VII
Memahami wacana sastra puisi dan cerpen
KD 7.1
Membaca puisi karya sendiri dengan
lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang sesuai
KD 7.2
Menjelaskan unsur-unsur instrinsik cerpe
PENGERTIAN PUISI
Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat
UNSUR – UNSUR INTRINSIK
1. Tema : sesuatu yang menjiwai puisi atau suatu pokok yang ingin disampaikan oleh penyair.
Contoh :
tema : realigi
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sunggu
Mengingat Kau penuh seluruh
2. Amanat : pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca atau pendengar.
Contoh :
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Amanat : dalam kehidupan ini, kita harus mengingat Tuhan kita meskipun dalam keadaaan yang benar – benar susah sekalipun.
3. Diksi : adalah pilihan kata yang diusahakan oleh penyair secermat dan seteliti mungkin untuk bisa sesuai dengan maksud/makna yang ingin dicapai oleh penulis. Pemilihan kata yang tepat juga bisa memberikan greget pada puisi.
Contoh :
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
• kalimat “biar susah sungguh” ini cukup pendek, tapi memberikan kesan bahwa kehidupan
yang dijalaninya benar – benar sulit/susah.
• kata – kata “penuh seluruh” juga memberikan makna
yang mendalam, benar – benar dari hati
4. Pencitraan : pilihan kata yang dipilih oleh penulis puisi untuk dapat menggugah daya imaji pendengar/pembaca sehingga pembaca/pendengar dapat melihat, mendengar, merasakan secara fantasi.
Contoh :
Berdiri Aku
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Menjulang datang ubur berkembang
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengepas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun – ayun di atas alas
5. Rima / bunyi : persamaan bunyi yang menyebabkan puisi tersebut indah ketika dibaca.
Contoh :
Menyesal
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Badan usiaku sudah tinggi
Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu miskin harta
6. Gaya bahasa : cara yang digunakan penyair untuk membangkitkan dan menciptakan imaji pembaca dengan menggunakan majas.
Jenis – jenis majas :
1.Perumpamaan/simile
2.Metafora
3.Personifikasi
4.Alegori
5.Pleonase
6.Hiperbola
7.Tautologi
8.Perifrasis
9.Litotes
10.dst
PENGERTIAN CERPEN
Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Cerpen merupakan salah satu ragamdari jenis prosa. Cerpen, sesuai dengan namanya adalah cerita yang relatif pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Artinya, pada saat itu isi cerpen dapat kita pahami.Cerpen terdiri dari berbagai kisah, seperti kisah percintaan (roman), kasih sayang,jenaka, dll. Cerpen biasanya mengandung pesan/amanat yang sangat mudahdipahami, sehingga sangat cocok dibaca oleh kalangan apapun
UNSUR – UNSUR INTRINSIK
1. Tema : inti atau ide dasar sebuah cerita/ yang menjadi sumber cerita.
2. Alur : runtutan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita. Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam bagian – bagian berikut :
a. pengenalan situasi (eksposisi)
b. pengenalan masalah
c. konflik
d. klimaks
e. antiklimaks
f. penyelesaian/resolusi
Jenis – jenis alur:
- alur maju
- alur mundur (flashback)
- alur campuran
3. Latar : latar meliputi latar tempat, waktu, dan suasana. Latar tersebuat dapat bersifat faktual atau imajiner. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi, dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
5. Sudut pandang / point of view
adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Ada beberapa macam sudut pandang:
1. Orang pertama pelaku utama
2. Orang pertama sebagai pengamat
3. Orang ketiga pengamat
6. Amanat
Ajaran moral / pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Amanat bisa disampaikan secara implisit maupun eksplisit.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa berfungsi sebagai pemberi nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan antara sesama tokoh. Gaya bahasa antar penulis satu dengan yang lain bisa berbeda – beda, tergantung tipe orang tersebut, gaya bahasa yang tertuang dapat menunjukkan minat sifat penulis tersebut.
Trima Kasih Ya,,,, :)
BalasHapus