Pages

Jumat, 04 Mei 2012

KOLOID


Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merta dalam zat lain, ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm (10-7-10-5cm) .
Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :
- Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
- Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid

SIFAT KOLOID
Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.

Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.

Adsorbsi
Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain.
Penyerapan pada permukaan ini disebut
 adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).
Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3
 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3
 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.

Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi

Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan.
a. Koloid liofil : sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium pendispersinya.
Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat
b. koloid liofob: sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium pendispersinya.
Contoh: sol belerang, sol emas.


CARA PEMBUTAN KOLOID
A.      Cara Kondensasi
Pembuatan koloid dengan cara mengubah partikel berukuran larutan menjadi partikel-partikel berukuran koloid

1.      Reaksi Redoks
Reaksi Redoks adalah reaksi yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi.
Contoh : 
Reaksi redoks digunakan pada pembuatan sol sulfur yaitu dengan mengalirkan hidrogen sulfida (H2S) ke dalam sulfur dioksida (SO2) Reaksi yang terjadi adalah sebagaiberikut.
2H2S(g) + SO2(g) -> 2H2O(l) + 3S(s)

2.      Reaksi Hidrolisis
Hidrolis adalah mereaksikan suatu zat dengan H2O. Cara ini dapat dicapai dengan jalan melarutkan garam yang menghasilkan senyawa hidroksida sedikit larut dalam air (H2O), dan kadang-kadang memerlukan pemanasan.
Contoh:
FeCl3(aq) + 3 H2O(l)  →   Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)

3.      Reaksi Substitusi
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semula larut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid
 Reaksi Penggaraman
Beberapa sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2, BaSO4 dapat membentuk partikel koloid dengan pereaksi yang encer.
AgNO3(aq) (encer) + NaCl(aq) (encer) →   AgCl(s) + NaNO3(aq) (encer)
 B.   Cara Dispersi
 Pembuatan koloid dengan cara dispersi merupakan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi partikel yang lebih halus/ lebih kecil
1.      Cara Mekanik
Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan cara penggerusan atau penggilingan
2.      Cara Busur Bredig
Busur Bredig ialah alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel koloid dengan menggunakan arus listrik tegangan tinggi. 
      Contoh : Pembuatan sol logam.
Caranya adalah dengan membuat logam, yang hendak dibuat solnya, menjadi dua kawat yang berfungsi sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam air; kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujung kawat. Logam sebagian akan meluruh ke dalam air sehingga terbentuk sol logam.
3.      Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar