KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “STANDART
AIR BERSIH” sesuai dengan yang direncanakan.
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk media pembelajaran bagi siswa agar siswa bisa menguji kualitas
air yang mereka konsumsi. Pada kesempatan ini pula kami ingin menyampaikan
terima kasih kepada Ibu Endras,S.Pd yang telah membimbing kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang dan semoga
manfaat bagi kita semua.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Semua makhluk hidup di dunia ini,
termasuk manusia membutuhkan air dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Tanpa air kita tidak akan bisa bertahan hidup. Karena kita tahu bahwa komposisi
tubuh manusia terdiri dari atas 75 persen air dan 25 persen bahan padat. Jika
tubuh kita kekurangan air, kita akan rentan terserang penyakit dan mengalami
dehidrasi.
Akibatnya tubuh menjadi lemas dan dan konsentrasi terganggu.
Tidak hanya itu, dalam kehidupan sehari-hari pun kita membutuhkan banyak air, seperti untuk memasak, mencuci, mandi dan keperluan-keperluan lainnya. Oleh karena itu, kita tidak boleh menyepelekan keberadaan air dalam kehidupan kita.
Sesungguhnya bila kita telaah, alam begitu banyak mengandung air dan Tuhan memang mencipatakan air untuk dimanfaatkan oleh manusia sebaik mungkin. Namun yang patut dipertanyakan, kenapa kita kadang masih kekurangan air?, khususnya air bersih. Apalagi di kota-kota besar seperti jakarta, air merupakan barang yang begitu berharga atau bahkan bisa dianggap hampir langka.
Akibatnya tubuh menjadi lemas dan dan konsentrasi terganggu.
Tidak hanya itu, dalam kehidupan sehari-hari pun kita membutuhkan banyak air, seperti untuk memasak, mencuci, mandi dan keperluan-keperluan lainnya. Oleh karena itu, kita tidak boleh menyepelekan keberadaan air dalam kehidupan kita.
Sesungguhnya bila kita telaah, alam begitu banyak mengandung air dan Tuhan memang mencipatakan air untuk dimanfaatkan oleh manusia sebaik mungkin. Namun yang patut dipertanyakan, kenapa kita kadang masih kekurangan air?, khususnya air bersih. Apalagi di kota-kota besar seperti jakarta, air merupakan barang yang begitu berharga atau bahkan bisa dianggap hampir langka.
Terbukti ketika PAM mati semua bingung mencari air.
Untuk mendapatkan air bersih kita harus berkorban mengeluarkan uang banyak. Dan
ini terjadi tak lepas dari kurangnya perhatian dan kesadaran masyarakat dalam
menjaga kelestarian alam dan menjaga air tetap bersih. Kita bisa lihat
sungai-sungai saat ini telah banyak tercemar oleh limbah industri, kotoran
manusia dan sampah-sampah yang dibuang sembarangan.
Maka
dari itu, diharapkan kesadaran kita, bagaimana menjaga lingkungan kita agar
tetap bersih serta menggunakan air sesuai dengan fungsinya, tidak
menghambur-hamburkannya dengan sesuka hatinya. Sehingga ketersediaan air tetap
bisa kita nikmati sepanjang jaman, termasuk generasi kita yang akan datang.
1.2 Tujuan
1.
Mengetahui
standar dari air bersih
2.
Mengetahui
aplikasi pH untuk mengukur tingkat pencemaran air
3.
Mengetahui
indikasi pencemaran air
1.3 Rumusan masalah
Sesuai dengan judul dan
latar belakang, maka akan dirumuskan masalah
sebagai
berikut :
a. Bagaimana
cara mengetahui standar dari air bersih ?
b.
Bagaimana cara
mengetahui aplikasi pH untuk mengukur tingkat
pencemaran air?
c.
Bagaimana cara
mengetahui indikasi pencemaran air ?
BAB II
ISI
1.
Standart
air bersih
Air jernih yang kita lihat
sehari-hari, yang biasa kita minum, apakah sudah bener-benar sehat dan juga
layak untuk kita konsumsi? Dari mana kita tahu air tersebut memang bersih.
Mengutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan
sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila
dimasak.
1. Syarat
fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan
2. Syarat kimiawi, antara lain:
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2
3. Syarat
mikrobiologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.
Seperti kita ketahui jika
standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut maka
yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan
air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta
pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban
masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih
yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus
memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
Parameter yang ada digunakan
untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan biaya. Parameter air yang
penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis yaitu sebagai
berikut:
Parameter Air Bersih secara
Fisika
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Rasa & bau
4. Endapan
5. Temperatur
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Rasa & bau
4. Endapan
5. Temperatur
Parameter Air Bersih secara
Kimia
1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.
2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.
1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.
2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.
Parameter Air Bersih secara
Biologi
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus
Parameter Air Bersih secara
Radiologi
1. Konduktivitas atau daya hantar
2. Pesistivitas
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)
1. Konduktivitas atau daya hantar
2. Pesistivitas
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)
Dengan standar tersebut maka air
konsumsi yang kita gunakan akan aman bagi kesehatan kita, karena itu jadilah
manusia yang selektif demi kesehatan dan juga keberlangsungan kita. Semoga
bermanfaat.
2. Aplikasi pH
untuk Mengukur Tingkat Pencemaran Air
Ada
banyak indikator yang menunjukkan tingkat pencemaran air tanah, yang harus
dilakukan di laboratorium. Namun secara sederhana air tanah yang tercemar juga
bisa dikenali lewat pengamatan fisik.
Untuk
mendapatkan air tanah dengan kualitas baik, sumur harus dibuat dengan kedalaman
tertentu. Sumur yang terlalu dangkal akan terisi air permukaan, yang lebih
mudah terkontaminasi oleh cemaran atau polutan.
Sumber
pencemaran terdiri dari polutan alami (mineral dan mikroorganisme) serta
polutan buatan. Polutan buatan manusia seperti residu (sisa) bahan kimia
umumnya lebih berbahaya dibandingkan polutan alami.
Polutan
buatan bisa datang dari limbah rumah tangga, industri maupun pertanian. Dari
rumah tangga antara lain berupa air sabun bekas cucian. Dari industri lebih
beragam, sementara dari pertanian antara lain pupuk dan pestisida.
Air
bersih yang layak untuk dikonsumsi seharusnya tidak berbau, tidak berasa dan
tidak berwarna. Adanya pencemaran menyebabkan perubahan pada sifat tersebut.
Tanda-tanda
bahwa air tanah sudah tercemar dapat dikenali melalui pengamatan fisik. Beberapa
di antaranya seprti dikutip dari Indiastudychannel, Selasa (25/5/2010) adalah:
1. Warna kekuningan akan muncul jika air tercemar chromium
dan materi organik. Jika air berwarna merah kekuningan, itu menandakan adanya
cemaran besi. Sementara pengotor berupa lumpur akan memberi warna merah
kecoklatan.
2. Kekeruhan juga merupakan tanda bahwa air tanah telah
tercemar oleh koloid (bio zat yang lekat seperti getah atau lem). Lumpur, tanah
liat dan berbagai mikroorganisme seperti plankton maupun partikel lainnya bisa
menyebabkan air berubah menjadi keruh.
3. Polutan berupa mineral akan membuat air tanah memiliki
rasa tertentu. Jika terasa pahit, pemicunya bisa berupa besi, alumunium,
mangaan, sulfat maupun kapur dalam jumlah besar.
4. Air tanah yang rasanya seperti air sabun menunjukkan
adanya cemaran alkali. Sumbernya bisa berupa natrium bikarbonat, maupun bahan
pencuci yang lain misalnya detergen.
5. Sedangkan rasa payau menunjukkan kandungan garam yang
tinggi, sering terjadi di daerah sekitar muara sungai.
6. Bau yang tercium dalam air tanah juga menunjukkan adanya
pencemaran. Apapun baunya, itu sudah menunjukkan bahwa air tanah tidak layak
untuk dikonsumsi.
(sumber detikhealth)
(sumber detikhealth)
3. Indikator Pencemaran Air
Indikator yang umum diketahui pada
pemeriksaan pencemaran air adalah sebagai berikut.
- pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan
mempunyai pH sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa
tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut
bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH normal bersifat
basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air
yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahab
pH dan menyukai pH antara 7 – 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses
biokimiawi perairan , misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH
yang rendah. Pengaruh nilai pH pada komunitas biologi perairan dapat
dilihat pada table di bawah ini :
Tabel : Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi
Perairan
Nilai pH
|
Pengaruh Umum
|
6,0 – 6,5
|
Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun
Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas tidak
mengalami perubahan
|
5,5 – 6,0
|
Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos
semakin tampak Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas masih belum
mengalami perubahan yang berarti
Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona
litoral
|
5,0 – 5,5
|
Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis
plankton, perifilton dan bentos semakin besar
Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa
zooplankton dan bentos
Algae hijau berfilamen semakin banyak
Proses nitrifikasi terhambat
|
4,5 – 5,0
|
Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis
plankton, perifilton dan bentos semakin besar
Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton
dan bentos
Algae hijau berfilamen semakin banyak
Proses nitrifikasi terhambat
|
Sumber : (modifikasi Baker et al., 1990 dalam Efendi,
2003)
Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati
karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis
algae yaitu Chlamydomonas acidophila mampu bertahan pada pH =1 dan
algae Euglena pada pH 1,6
2. Oksigen terlarut (Dissolved
Oxygen,
DO)
Oksigen terlarut
(dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan
oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam
analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi
ini menunjukan jumlah oksigen (O2)
yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air,
mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika
nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran
DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air
seperti ikan dan mikroorganisme
3. Kebutuhan Oksigen
Biokimia (Chemical Oxygen Demand, COD)
Dekomposisi bahan organic terdiri atas 2 tahap, yaitu
terurainya bahan organic menjadi anorganik dan bahan anorganik yang tidak
stabil berubah menjadi bahan anorganik yang stabil, misalnya ammonia
mengalami oksidasi menjadi nitrit atau nitrat(nitrifikasi). Pada penentuan
nilai BOD, hanya dekomposisi tahap pertama yang berperan,sedangkan oksidasi
bahan anorganik (nitrifikasi) dianggap sebagai zat pengganggu. Dengan demikian,
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam
lingkungan air untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organic yang ada
dalam air menjadi karbondioksida dan air.
Jumlah mikroorganisme dalam air lingkungan tergantung
pada tingkat kebersihan air. Air yang bersih relative mengandung
mikroorganisme lebih sedikit dibandingkan yang tercemar. Air yang telah
tercemar oleh bahan buangan yang bersifat antiseptic atau bersifat racun,
seperti fenol, kreolin, detergen, asam cianida, insektisida dan sebagainya,
jumlah mikroorganismenya juga relative sedikit. Sehingga makin besar kadar
BOD nya, maka merupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar,
sebagai contoh adalah kadar maksimum BOD5 yang diperkenankan untuk
kepentingan air minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3,0
– 6,0 mg/L berdasarkan UNESCO/WHO/UNEP,1992.
4. Kebutuhan Oksigen
Kimiawi (COD)
COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan
buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik
yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi.
Bahan buangan organic tersebut akan dioksidasi oleh kalium bichromat yang
digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion chrom.
Jika pada perairan terdapat bahan organic yang
resisten terhadap degradasi
biologis, misalnya tannin, fenol, polisacharida
dansebagainya, maka lebih cocok dilakukan pengukuran COD daripada BOD.
Kenyataannya hampir semua zat organic dapat dioksidasi oleh oksidator kuat
seperti kalium permanganat dalam suasana asam,diperkirakan 95% - 100% bahan
organic dapat dioksidasi.
Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi
tidak diinginkan bagi
kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada
perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada
perairan tercemar dapat lebih dari 200mg/L dan pada limbah industri dapat
mencapai 60.000 mg/L (UNESCO,WHO/UNEP,1992).
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Air
sangat penting untuk berlangsungnya kehidupan bagi Makhluk hidup di Bumi,
sehingga apabila air mengalami pencemaran maka tidak bisa menunjang kehidupan
manusia maupum makhluk hidup. Indikator-indikator yang digunakan sebagai
standart air bersih mencakup indikator fisik, kimiawi, dan Biologis. Jika air
memenuhi indikator tersebut maka dikatakan sebagai air bersih dan layak untuk
dikonsumsi.
Apabila
air tersebut mengalami pencemaran maka perlu dilakukan penanggulan seperti yang
dijelaskan pada bab pembahasan, agar air tersebut menjadi standart air bersih.
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com
www.presidenri.go.id
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/air-bersih
http://virochemist.blogspot.com/2010/12/indikator-pencemaran-air.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar