Perkembangan
Kerajaan Islam di Indonesia
Kerajaan
Samudera Pasai
Kerajaan ini merupakan hasil islamisasi di daerha
pantai yang pernah disinggahi oleh para pedagang muslim dari Arab, Persia, dan
India sejak abad ke-7 dan 8.
Kerajaan
ini didirikan oleh Malikul Saleh dan
letak kerajaan ini terletak di muara sungai Peusangan di pesisir timur Aceh.
Raja-raja yang memerintah di Samudra Pasai antara lain
:
1.Sultan Malik al-Saleh (1285 – 1297).
2.Sultan Muhammad (Malik al-Tahir I).
3.Sultan Ahmad (Malik al-Tahir II).
4.Sultan Zaenal Abidin (Malik al-Tahir III).
...Sultan Malikul Shaleh >
kerajaan samudra pasai berkembang menjadi bandar yang besar dan penting
bagi perdagangan mancanegara.
...Berkat kemajuan perdangan,Samudra
Pasai berkembang menjadi kerajaan yang makmur dan memiliki pertahanan yang kuat
guna memperluas pengaruhnya terutama daerah pedalaman.
...Batu nisan Sultan Malikul Shaleh
menunjukkan bahwa Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial kerajaan samudra Pasai
diatur berdasarkan ajaran Islam atau hukum Islam dan Samudra Pasai mendapat
julukan “Serambi Mekah”.
Kehidupan
ekonomi
Kehidupan
ekonomi
Samudra Pasai menitikberatkan pada sektor perdagangan.
Perkembangan
ekonomi
masyarakat Kerajaan Samudra Pasai yang sangat pesat, menjadi perhatian dan
incaran dari kerajaan lain disekitarnya.
Kehidupan
Budaya
Sebagai kerajaan Maritim, di Samudra Pasai
tidak banyak atau tidak ditemukan peninggalan budaya.
Benda warisan sejarah, seperti :
Batu nisan
atau jijrat putri Raja Pasai yang
didatangkan dari Gujarat. Jadi di kerajaan Samudra Pasai tidak ditemukan hasil
kebudayaan asli masyarakat setempat.
Penemuan makam Sultan
Malik as-Saleh yang
bertarikh 696 H atau 1297 M, dirujuk oleh sejarahwan sebagai tanda telah masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad ke-13. Walau ada
pendapat bahwa kemungkinan Islam telah datang lebih awal dari itu.
Kerajaan
Aceh
Kerajaan
Aceh dirintis oleh Mudzaffar pada abad ke-15.
Pusat kerajaan dibangun di Kerajaan Lamuri, sebelah barat laut Samudra Pasai.
Pusat kerajaan dibangun di Kerajaan Lamuri, sebelah barat laut Samudra Pasai.
Status
kerajaan penuh diraih semasa Pemerintahan Ali Mughayat Syah sebagai hasil
penyatuan dua kerajaan.
Kerajaan
Aceh berkembang sebagai kerajaan Islam dan mengalami kejayaan pada masa
Pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Kerajaan Aceh letaknya yang
strategis, sehingga mempengaruhi perkembangan hidup di Kerajaan Aceh dalam
berbagai bidang.
Kerajaan
Aceh
yang terletak di ujung barat Pulau Sumatra pernah diperintah oleh raja-raja
berikut:
1.Sultan Ali Maghayat Syah
2.Sultan Salahuddin
3.Sultan Alauddin Riayat Syah
4.Sultan Iskandar Muda
5.Sultan Iskandar Thani
Kehidupan
ekonomi
Karena
letaknya
di jalur lalu lintas perdagangan dan pelayaran Selat Malaka, kehidupan
ekonominya juga = kerajaan Samudra Pasai yang menitikberatkan dalam bidang
perdagangan.
Kehidupan
sosial
Struktur
sosial
masyarakat Aceh terdiri atas
4 golongan,antara
lain:
1.Teuku : kaum bangsawan pemegang kekuasaan
Pemerintahan Sipil
2.Teungku : aum ulama pemegang penting dalam
keagamaan.
3.Hulubalang : para prajurit rakyat biasa
Kehidupan
Budaya
Hasil
peninggalan
kebudayaan kerajaan Aceh,seperti:
1. Masjid Baiturrahman
2.
Buku “Bustanu’s Salatin” -> Narruddin ar-Raniri (sejarah raja-raja Aceh)
Kerajaan
Demak
Kerajaan
Demak muncul, setelah Majapahit runtuh. Demak
dikenal sebagai Kerajaan Islam yang pertama kali masuk ke Pulau Jawa.
Raja-raja yang memerintah Kerajaan Demak, anta lain:
1. Raden
Patah
2. Dipati
Unus
3. Sultan
Trenggono
Kehidupan
sosial
Kehidupan
sosial
Kerajaan Demak tidak jauh dengan kerajaan Majapahit. Kerajaan ini sudah diatur
sesuai ajaran Islam, namun juga ada yang masih menganut tradisi lama. Sehingga,
muncul kehidupan sosial perpaduan Agama Islam dan tradisi lama (Hindhu-Budha)
Kehidupan
ekonomi
Kehidupan
ekonomi
Kerajaan ini menitikberatkan dalam bidang pedagangan dan pertanian.
>
Perdagangan :
letak strategis, yaitu antara penghasil rempah-rempah dan pasar perdagangan.
>
Pertanian :
perekonomian berkembang dengan pesat dalam dunia maritim, karena didukung
sektor pertanian yang cukup besar.
Pada waktu Demak berkuasa, Islam berkembang dengan pesat di Pulau Jawa dan dibantu oleh Wali Songo, diantara para wali yang digunakan sebagai penasehat di Demak adalah Sunan Kalijaga.
Kerajaan Banten
Kerajaan
Banten
pada tahun 1525, sunan gunung jati atau Syarif Hidayatullah dari Cirebon
meletakkan dasa-dasar pengembangan agama dan kerajaan Islam, serta perdagangan
di Banten. Setelah ia kembali dan menetap di Cirebon, Banten di serahkan kepada
putranya yaitu Hasanuddin.
Berikut
raja-raja yang memerintah kerajaan Banten, diantaranya:
1. Hasanuddin
2. Penembahan Yusuf
3. Maulana Muhammad
4. Sultan Ageng Tirtayasa
Kehidupan
sosial
Kehidupan
sosial
masyarakat secara perlahan mulai berdasarkan ajaran Islam.
Pengaruh
Islam
sangat berkembang setelah menaklukkan kerajaan Hindu Pajajaran, tetapi mereka
yang tidak mau menganut Islam menyingkir ke pedalaman (Badui) dan menganut
kepercayaan Pasundan Kawitan.
Kehidupan
ekonomi
Perekonomian
kerajaan
Banten bergantung pada bidang perdagangan.
Hal
ini
karena beberapa alasan, diantaranya:
1. Kerajaan Banten terletak di teluk
Banten dan pelabuhannya memenuhi syarat sebagai pelabuhan dagang yang baik
2. Kedudukan kerajaan Banten sangat
strategis di tepi selat Sunda.
3. Banten memiliki ekspor penting.
4. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
Kehidupan
Budaya
Dalam
bidang
Seni Bangunan, Kerajaan Banten membangun sebuah Masjid Agung Banten yang
dibangun sekitar abad ke-16, yang mana menara Masjid Agung Banten yang mirip
mercusuar dibangun oleh Hendrik Lucazoon Cardel (orang Belanda pelarian dari
Batavia yang masuk Islam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar