Tampilkan postingan dengan label Kumpulan Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kumpulan Puisi. Tampilkan semua postingan

SENJA HITAM DI PESISIR PANTAI | by: Putri N.M

Kamis, 24 Juli 2014

Senja di pesisir pantai
Langit tak menampakkan cahayanya
Matahari pun mulai menepi di antara samudra
Pasir nan putih pun terperangkap akan kegelapan
Alunan tetesan air langit nan berirama terdengar
Swara ombak nan bergemuruh pun ikut terdengar


Ku pandang langit begitu hitam...
Senja pun mulai berlahan menghilang
Digantikan bulan yang mulai memancarkan cahaya hitamnya
Namun, dimana bintang berada?

hitam hitam hitam ... akan kah terus sehitam ini dunia ku??

Tangisan Kesedihan | by: Putri N.M

Dalam kesendirian aku merenung "Apakah hidupku akan seperti ini?"
Dibalik sebuah senyuman ada tangisan kesedihan
tangisan akan sebuah kegagalan
tangisan akan sebuah kesalahan
tangisan akan sebuah kesendirian
Menyesakkan dada...
Sakitnya menusuk hingga ke jantung
Tak seorang pun bisa mengerti
Tak seorang pun bisa memahami
Luapan emosi
Luapan kesedihan
Luapan kepedihan
Apa... apa yang harus aku lakukan?!

TAK BERARTI | Sastra Riyadi

Minggu, 19 Januari 2014
Ada tapi tak tesentuh
Terdengar tapi tak terlihat
Ku kejar tapi tak terkejar Tapi siapa ?
Aku tak pernah memilih untuk siapa
Tapi hati yang menulis namamu di dirinya
Aku tak mau tapi bukan kehendakku
Ku beri nafasku padamu
Bahkan hampir tak tersisa
tapi adakah sedikit saja aku di benakmu ?
Sedikit saja
Seperti angin kau pergi dan datang sesukamu
Saat ku menderita memanggil tapi tak juga datang
Ku berharap dengan akhir nadaku
Pun tak juga
Duri yg jatuh di tanah pun memiliki arti bagi bumi
Menjadi busuk dan menyatu
Tapi aku ?
Adakah artiku ?
Walau tak menjadi batang atau akar
Adakah aku seperti duri yang busuk dan menjadi pupuk mu ?
Setidaknya memiliki arti dimatamu
Adakah adik kecilku ?

Curahan Hati Ini | by : Putri Noviyanti Maghfiroh


Balok demi balok telah ku susun
Satu demi satu telah ku tata
Namun apa gunanya kususun
Jika pada akhirnya runtuh tak tersisa

Hari demi hari telah ku lewati
Menit demi menit telah ku jalani
Namun apa gunanya waktu yang ku lewati
Jika pada akhirnya waktu tak berpihak pada diri ini

Kini hidupku bagai sebatang bunga yang mekar
Sebatang bunga yang suatu saat akan layu juga
Bukan karena setitik air yang menusuk akar
Namun karena takdir yang menjerat hidupnya

Curahan hati ini tak akan pernah pudar
Meskipun terhalang oleh batu petuah yang mengakar
Takdir yang ku dapat tak akan pernah pudar
Meskipun ku berjalan tanpa akhir yang benar

AYAH By Yoviani

Ke mana harus kupergi
Mencari bunga pengganti
dalam liku hidupku yang sunyi
tanpa belaian kasih sayang yang sejati

Oh... Ayah...
hidupku terasa hampa 
Menderita sepanjang usia 
dunia seakan beku dan samar

Oh... Ayah...
hubungan kita putuslah sudah 
walau susah sungguh
kurelakan kepergianmu dengan segala rasa kasih

Ayah...
dunai terasa sepi
tanpa seorang pun temani
diri ini tertakdir hidup sendiri

Tuhan...
tempatkanlah Ayahku disisi-Mu yang abadi 
dengarlah do'aku yang suci ini
bersama rasa pasrah akan kodrat ilahi

KIDUNG PAGI SEBUAH DUSUN By Indah Kumoro Dewi

Empun memercik derap langkah
Mentari menyibak lembaran hari silam
Usia makin merayap menuju harap
Yang terbentang antara samar bayangan

         Kehidupan memutar segala regu
         Petani melangkah riang ke sawah
         Tesentuhlah daun nan hijau
         Melambai minta dibelai 

Kicau riang nyanyian pagi
Membawa anak ke masa depan
Dusunku kecil, padi menguning 
Bagai kencana titian masa

         Mentari menghapus sisa embun pagi
         Sementara usia merayap dengan tenangnya
         pagi nan ceria disambut derai tawa 
         Menyambut cita-cita bagi Indonesia

TANAHKU By Corry Vellen dan Elfrida SHs

Aku berpijak di tanah Ibu Pertiwi
Melangkah menginjak tanah yang subur
Terhampar rumput, bunga melati
Menyapa rakyat bumi putra yang makmur

           Di antara kaki-kaki rakyatmu
           Berpijak teguh, melangkah tegak
           Membangun nusa dan bangsaku
           Berkibar bendera berarak-arak

Tanahku yang suci
Indah bagai intan permata 
Bersih, suci bunga melati

           Tanahku yang suci 
           Kami akan membangun Ibu Pertiwi
           Dan menjadi bangsa yang adil berseri