Kerajaan Sriwijaya

Jumat, 08 Juni 2012

Kerajaan Sriwijaya
Pada awal abad ke-7 M, Kerajaan Fu-Nan di daerah Indo-Cina mengalami keruntuhan akibat perang saudara. Posisinya sebagai kerajaan maritim yang menguasai Asia Tenggara diambil alih Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya mencapai kejayaan pada abad ke-8 dan ke-9 M saat diperintah Raja Balaputradewa.


Wilayah Kekuasaan
Dalam sejarahnya, kerasaan Sriwijaya menguasai bagian barat Nusantara. Salah satu faktor yang menyebabkan Sriwijaya bisa menguasai seluruh bagian barat Nusantara adalah runtuhnya kerajaan Fu-nan di Indo-Cina.
Faktor lainnya adalah kekuatan armada laut Sriwijaya yang mampu menguasai jalur lalu lintas perdagangan antara India dan Cina.
Dari prasasti Kota Kapur yang ditemukan JK Van der Meulen di Pulau Bangka pada bulan Desember 1892 M, diperoleh petunjuk mengenai Kerajaan Sriwijaya yang sedang berusaha menaklukkan Bumi Jawa. Meskipun tidak dijelaskan wilayah mana yang dimaksud dengan Bhumi Jawa dalam prasasti itu, beberapa arkeolog meyakini, yang dimaksud Bhumi Jawa itu adalah Kerajaan Tarumanegara di Pantai Utara Jawa Barat.


Periode Pemerintahan
Kerajaan Sriwijaya berkuasa dari abad ke-7 hingga awal abad ke-13 M, dan mencapai zaman keemasan di era pemerintahan Balaputra Dewa (833-856 M). Kemunduran kerajaan ini berkaitan dengan masuk dan berkembangnya agama Islam di Sumatera, dan munculnya kekuatan Singosari dan Majapahit di Pulau Jawa.
Struktur Pemerintahan
Kekuasaan tertinggi di Kerajaan Sriwijaya dipegang oleh raja. Untuk menjadi raja, ada tiga persyaratan yaitu:
1) Samraj, artinya berdaulat atas rakyatnya.
2) Indratvam, artinya memerintah seperti Dewa Indra yang selalu memberikan kesejahteraan pada rakyatnya.
3) Ekachattra. Eka berarti satu dan chattra berarti payung. Kata ini bermakna mampu memayungi (melindungi) seluruh rakyatnya.
Belum diketahui secara jelas bagaimana struktur pemerintahan di bawah raja. Salah satu pembantunya yang disebut secara jelas hanya senapati yang bertugas sebagai panglima perang.


Kebudayaan
Sriwijaya hanya meninggalkan sedikit tinggalan purbakala di jantung negerinya di Sumatera, sangat berbeda dengan episode Sriwijaya di Jawa Tengah saat kepemimpinan wangsa Syailendra yang banyak membangun monumen besar, seperti Candi Kalasan, Candi Sewu dan Borobudur. Candi-candi budha yang berasal dari masa Sriwijaya di Sumatera antara lain Candi Muaro Jambi, Candi Muara Takus dan Biaro Bahal, akan tetapi tidak seperti candi periode Jawa Tengah yang terbuat dari batu andesit, candi di Sumatera terbuat dari bata merah.


Para Maharaja Sriwijaya

TAHUN
NAMA RAJA
683
702
775
792
835
988
1008
1025

3 komentar:

  1. bagus banget singkat padat dan jelas banget, boleh dunk numpang memakai materinya

  1. Unknown mengatakan...:

    Singkat padat, menyenangkan. Tapi bisa sedikit diperluas dong.

Posting Komentar