Perbedaan dan Persamaan Hikayat Indonesia dan Hikayat Rusia

Minggu, 27 Mei 2012
contoh Hikayat Indonesia:

MIMPI DAN IRISAN ROTI

Tiga orang musafir menjadi sahabat dalam suatu perjalanan yang jauh dan melelahkan; mereka bergembira dan berduka bersama, mengumpulkan kekuatan dan tenaga bersama.
Setelah berhari-hari lamanya mereka menyadari bahwa yang mereka miliki tinggal sepotong roti dan seteguk air di kendi. Mereka pun bertengkar tentang siapa yang berhak memakan dan meminum bekal tersebut. Karena tidak berhasil mencapai persesuaian pendapat, akhirnya mereka memutuskan untuk membagi saja makanan dan minuman itu menjadi tiga. Namun, tetap saja mereka tidak sepakat.
Malampun turun; salah seorang mengusulkan agar tidur saja. Kalau besok mereka bangun, orang yang telah mendapatkan mimpi yang paling menakjubkan akan menentukan apa yang harus dilakukan.
Pagi berikutnya, ketiga musafir itu bangun ketika matahari terbit. “Inilah mimpiku,” kata yang pertama. “Aku berada di tempat-tempat yang tidak bisa digambarkan, begitu indah dan tenang. Aku berjumpa dengan seorang bijaksana yang mengatakan kepadaku, ‘Kau berhak makan makanan itu, sebab kehidupan masa lampau dan masa depanmu berharga, dan pantas mendapat pujian.”
“Aneh sekali,” kata musafir kedua. “Sebab dalam mimpiku, aku jelas-jelas melihat segala masa lampau dan masa depanku. Dalam masa depanku, kulihat seorang lelaki maha tahu, berkata, ‘Kau berhak akan makanan itu lebih dari kawan-kawanmu, sebab kau lebih berpengetahuan dan lebih sabar. Kau harus cukup makan, sebab kau ditakdirkan untuk menjadi penuntun manusia.”
Musafir ketiga berkata, “Dalam mimpiku aku tak melihat apapun, tak berkata apapun. Aku merasakan suatu kekuatan yang memaksaku bangun, mencari roti dan air itu, lalu memakannya di situ juga. Nah, itulah yang kukerjakan semalam.”

Cerita Lisan Rakyat Rusia

Angsa-angsa
Hidup sepasang suami istri. Mereka mempunyai seorang anak perempuan dan anak laki-laki kecil.
“Putriku,” kata ibunya, “kami akan pergi bekerja, jagalah adikmu! Jangan keluar dari pekarangan, jadilah anak pintar, nanti kamu akan kami belikan baju.”
 Lalu ayah dan ibunya pergi. Tapi, gadis cilik itu lupa akan pesan orang tuanya: ia mendudukan adiknya di atas rumput di bawah jendela, dania sendiri berlari ke jalan, bermain, dan berjalan-jalan. Datang berterbangan angsa-angsa, mencengkeram anak laki-laki itu, dan membawa anak itu di atas sayapnya. Gadis cilik itu kembali, melihat adiknya tidak ada! Ia berseru,mencari ke sana kemari tidak ada! Dia memanggil-manggil adiknya, tapi tak ada balasan dari adiknya. Air matanya berlinang, menangisi akan mendapatkan hal yang buruk dari ayah dan ibunya. Ia berlari ke ladang, tapi hanya melihat angsa-angsa yang berjalan mondar-mandir di kejauhan dan menghilang ke dalam hutan lebat. Lia menduga bahwa mereka telah membawa adiknya, sudah lama terdengar desas-desus tentang angsa-angsa itu, yang berbuat jahat dan membawa anak-anak kecil.Gadis cilik itu pergi mengejar mereka. Ia berlari, berlari, dan melihat berdiri sebuah tungku. “Tungku, tungku, katakanlah, kemana angsa-angsa itu terbang?”
Tungku menjawab: “Makanlah pastel gandum hitam ku, nanti akan kukatakan.”
 “Di rumahku pastel terigu tidak dimakan…”
 Tungku tidak mengatakan apapun pada gadis cilik itu. Gadis cilik itu berlari lagi berdiri pohon apel. “Pohon apel, pohon apel,katakan,kemana angsa-angsa itu terbang?”
“Makanlah buah apel hutanku ini, nanti akan kukatakan.”
“Di rumahku buah apel kebun tidak dimakan…” Pohon apel itu tidak mengatakan apa-apa. Gadis cilik itu berlari lagi. Mengalir sungai susu dengan jelai di tepinya.
“Sungai susu, tepian jelai, kemana angsa-angsa itu terbang?”
“Makanlah jelai dengan susuku ini, nanti akan kukatakan.”
 “Di rumahku susu asam tidak diminum…”
 Lama ia berlari-lari di ladang, di hutan. Siang mendekati sore, ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ia harus pulang ke rumah. Tiba-tiba ia melihat ada sebuah pondok, dengan satu jendela, di atas kaki ayam. Ia mengitari pondok itu.Di pondok itu seorang nenek tua, Baba Yaga, sedang memintal rami. Di atas bangku kecil duduk adiknya yang sedang memainkan apel-apel
perak. Gadis cilik itu masuk ke pondok: “Hai, nenek!”
 “Hai, gadis cilik! Mengapa kamu datang kemari?”
 “Aku berjalan-jalan di rawa, bajuku basah, aku datang untuk menghangatkan diri.”
 “Duduklah kemari, pintallah rami ini. Baba Yaga akan memberimu alat pemintal, dan aku sendiri akan pergi.”
Lalu gadis cilik itu memintal. Tiba-tiba dari bawah tungku keluar seekor tikus dan berkata padanya: “Gadis cilik, gadis cilik, beri aku bubur, aku akan menceritakan
sesuatu padamu.”
 Gadis cilik itu memberinya bubur, dan tikus itu berkata: “Baba Yaga pergi memanaskan air. Dia akan membersihkanmu, mengukusmu, meletakkanmu di atas tungku, memasakmu dan memakanmu,lalu dia sendiri akan memakan habis tulang-
tulangmu.”
Gadis cilik itu duduk tak bergerak, ia menangis, lalu tikus itu berkata lagi:
“Jangan tunggu lagi, bawa adikmu, larilah, aku akan menggantikanmu memintal rami.”
Gadis cilik itu membawa adiknya dan berlari. Sementara itu, Baba Yaga mendekat ke tingkap jendela dan bertanya: “Gadis cilik, kamu masih
memintalkah?”
Tikus menjawab: “Aku masih memintal, nenek…”
 Baba Yaga selesai memanaskan air dan kembali menemui gadis cilikitu. Tapi, di dalam pondok itu tak ada siapa-siapa. Baba Yaga berteriak:
“Angsa-angsa! Kejarlah! Anak gadis itu membawa adiknya!”
 Gadis cilik dan adiknya berlari sampai sungai susu. Ia melihat angsa-angsa yang terbang. “Wahai sungai, sembunyikan aku!”
“Makanlah jelaiku ini.”
 Gadis itu memakannya dan mengucapkan terima kasih. Sungai menutupinya di bawah tepian jelai. Angsa-angsa itu tidak melihatnya,mereka terbang melewatinya. Gadis cilik dan adiknya berlari lagi. Tapi, angsa-angsa kembali dan melihatnya. Apa yang harus dilakukan? Sial!
Berdiri pohon apel… “Wahai pohon apel, sembunyikan aku!”
 “Makanlah buah apel hutanku ini.”
 Gadis itu segera memakannya dan mengucapkan terima kasih. Pohon apel lalu melindunginya dengan ranting-ranting dan menutupinya dengan daun-daun. Angsa-angsa tidak melihatnya, mereka terbang melewatinya.Gadis cilik itu kembali berlari. Berlari, berlari, tinggal sedikit lagi. Tapi, angsa-angsa melihatnya, tertawa-tawa, dan berterbangan di atasnya,mengepak-ngepakkan sayap, melihat, dan hendak merebut adiknya dari tangannya. Gadis cilik itu berlari sampai tungku. “Wahai tungku, sembunyikan aku!”
 “Makanlah pastel gandum hitamku.”
Gadis cilik itu segera memasukkan pastel ke mulutnya, lalu ia sendiri dan adiknya masuk ke tungku dan duduk dekat lubang tungku. Angsa-angsa itu terbang, terbang, berteriak, berteriak, dan terbang kembali pada Baba Yaga tanpa hasil. Gadis cilik itu mengucapkan terima kasih pada tungku dan bersama adiknya lari pulang ke rumah. Lalu ayah dan ibunya datang.



SINOPSIS :
Angsa-Angsa
Ada dua anak yang tinggal bersama orangtuanya. Orangtuanya sedang pergi, dan menyuruh anak perempuannya menjaga adik laki-lakinya. Tapi anak perempuan itu tidak menjaga adiknya. Dan akhirnya adiknya dibawa pergi oleh angsa-angsa yang jahat. Dia mengejar angsa tersebut tapi dia bertemu sebuah tungku, dia bertanya kepada tungku tersebut. Tapi dia harus makan pastel gandum hitam, namun dia tidak memakanya. Kemudia dia berlari dan bertanya pada sebuah pohon apel. Tapi dia harus makan apel tapi dia tetap tidak memakannya. Dia terus berlari menyusuri sungai susu dengan jelai di tepinya. Tapi dia harus makan susu dan jelai, tetapi dia tidak memakannya.
Akhirnya dia ingin pulang kerumahnya, tiba-tiba dia melihat ada sebuah pondok dengan seorang nenek tua, Baba Yaga dan adiknya yang sedang memainkan apel-apel perak. Kemudian dia menghampirinya untuk menghangatkan diri. Baba Yaga memintanya untuk memintal rami. Saat memintal, tiba-tiba muncul seekor tikus yang memberitahu bahwa anak perempuan itu akan dimakan oleh Baba Yaga. Segeralah anak itu pergi dengan membawa adiknya. Setelah Baba Yaga tahu, dia menyuruh angsa-angsanya mengejar anak perempuan itu dan adiknya. Mereka berlari sampai sungai susu, dan segera mereka besembunyi setelah makan jelai milik sungai itu. Angsa tidak melihat mereka tapi kemudian melihat mereka. Mereka pergi ke sebuah pohon apel, dan segera bersembunyi setelah memakan apelnya. Tapi tetap saja dapat diketahui. Mereka berlari menuju tungku, dan segera bersembunyi didalamnya setelah makan pastel gandum hitam. Angsa tidak dapat menangkap mereka dan kembali ke Baba Yaga tanpa hasil. Anak perempuan itu dan adiknya kembali ke rumah.

Mimpi dan Irisan Roti
Ada 3 orang musafir mereka saling bersahabat ,sedang melakukan perjalan jauh.suatu ketika mereka kehabisan bekal ,yang tersisa hanya sepotong roti dan seteguk air dalam kendi,akhirnya mereka saling  bertengkar siapa yang paling berhak memakan roti itu, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk membagi roti itu menjadi 3 bagian dan membiarkannya sampai esok hari ,mereka juga sepakat siapa diantara mereka yang memiliki mimpi paling menakjubkan yang berhak memakan roti itu.keesokan harinya mereka saling becerita tentang mimpi mereka ,musafir pertama bercerita bahwa didalam mimpinya dia bertemu dengan seseorang dan orang itu mengatakan bahwa yang paling berhak memakan roti itu adalah dia ,seolah tidak mau kalah musafir kedua juga menceritakan tentang mimpinya bahwa ia bertemu dengan seseorang dan orang itu mengatakan bahwa dia adalah orang yang paling sabar dan mempunyai pengetahuan luas dibanding kedua temanya, jadi dialah yang paling berhak memakan roti itu.sampai akhirnya tibalah giliran musafir ketiga yang bercerita ,ia mengatakan dalam mimpinya dia bertemu seseorang dan orang itu menyuruhnya bangun untuk memakan roti itu ,ia pun terbangun dan mencari-cari roti itu lalu memakannya.




AMANAT HIKAYAT MIMPI DAN IRISAN ROTI
  1. Selesaikan masalah dengan musyawarah
AMANAT ANGSA-ANGSA
  1. Jangan meninggalkan tanggung jawab
  2. Jangan selalu berpikiran negative pada orang yang baru kita kenal
  3. Jangan mudah percaya pada orang yang baru kita kenal
  4. Hadapi masalah dengan tegar.
PERSAMAAN :
  1. Cerita Mimpi dan Irisan Roti termasuk sastra lama begitu pula Dongeng Angsa-Angsa. 
  2. Cerita Mimpi dan Irisan Roti nama pengarangnya tidak disebutkan begitu pula dengan Dongeng Angsa-Angsa juga tidak menyebutkan nama pengarangnya
  3.  Dalam cerita Mimpi dan Irisan Roti menggunakan bahasa yang bernuansa Melayu, begitu pula dengan Dongeng Angsa-Angsa. 
  4. Dalam cerita Mimpi dan Irisan Roti dan Dongeng Angsa-Angsa, tokoh utama menggunakan akal dan keberuntungannya dalam mengatasi persoalannya
  5.  Kedua cerita tersebut berakhir dengan bahagia (happy ending). Karena tokoh utama dalam cerita tersebut mendapatkan apa yang mereka inginkan.
PERBEDAAN :
No.
Cerita Mimpi dan Irisan Roti
Dongeng Angsa-Angsa.
1.
Cerita berasal dari Indonesia
Cerita beraal dari Rusia
2.
Pada awal cerita 3 orang musafir yang saling bersahabat sedang melakukan suatu perjalanan yang  jauh dan  kehabisan bekal makanan
Pada awal cerita adik dari anak perempuan yang ditinggal orang tuanya bekerja, diculik oleh para angsa-angsa peliharaan Baba Yaga.
3.
Menceritakan tentang perselisahan antara 3 orang musafir untuk memutuskan siapa yang paling berhak memakan seiris roti
Menceritakan tentang perjuangan seorang  gadis kecil untuk menyelamatkan adiknya dari cengkraman Baba yaga.
4.
Dalam cerita ini tokoh utamanya tidak meminta bantuan untuk mendapatkan makanan
Dalam cerita ini tokoh utama meminta bantuan perlindungan dari kejaraan angsa-angsa milik Baba Yaga 
5.
Tokoh dalam cerita ini adalah tiga orang musafir
Tokoh dalam cerita ini adalah seorang anak perempuan, angsa-angsa, Baba Yaga anak laki-laki dan orangtua anak pempuan.
6.
Tokoh utama dalam cerita ini serba kekurangan atau miskin
Tokok utama dalam cerita ini serba ada atau cukup kaya
7.
Dalam cerita ini, tidak mendiskripsikan latar tempat
Dalam cerita ini mendiskripsikan latar tempat yaitu di rumah, di jalan, di sungai dan di sebuah pondok
8.
Dalam akhir cerita, tokoh utama mendapatkan makanan yang dia inginkan
Dalam akhir cerita, tokoh utama mendapatkan adiknya kembali yang telah dia cari


0 komentar:

Posting Komentar